Berdo’alah!

Mohonlah..! 
Allah subhanahu wa ta'ala pasti akan mengabulkannya. 

    Berikut contoh do'a-do'a dan urutannya:

    1. Awali dengan memuji Allah subhanahu wa ta’ala dengan membaca hamdallah (3x).


    2. Kemudian ber-shalawat kepada Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.


    3. Do’a untuk kedua orang tua.

    “Ya Rabb! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil.”

    4. Do’a Nabi Ibrahim.

    “Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS Ibrahim 40-41)

    5. Do’a untuk kebaikan keluarga.

    “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al Furqan 74)

    6. Do’a Ashaabul Kahfi.

    “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS Al Kahfi 10)

    7. Do’a untuk kebaikan hidup di dunia & akhirat serta dijauhkan dari neraka (3x).

    “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Al Baqarah 201)

    8. Do’a lainnya yang dikehendaki..!
    Sebelum berdo'a, sebaiknya diawali dengan menyebut Nama-nama atau Sifat-sifat Allah Yang Baik (asmaa'ul husna) yang berhubungan dengan apa-apa yang kita mohonkan. Misalkan menyebut Yaa Razzaak sebelum kita memohon untuk dimudahkan rizki dst.
    9. Tutup dengan Shalawat & Hamdalah!
     
    10. Perbanyak Istighfar!!! 
      11. Wajib baca!: Adab & Sebab Terkabulnya Do’a

      ___ ooOoo ___



      #Do’a ketika sakit…
      Letakkan tangan pada bagian tubuh yang sakit & bacalah Bismillah (3x), kemudian baca (7x):

       أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ 
      A’udzubillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir… (7x)

      “Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari kejahatan sesuatu yang aku jumpai dan yang aku takuti” [HR Muslim 4/1728]

      #Do’a mohon kelapangan, kemudahan dalam segala urusan & kelancaran dalam menyampaikan sesuatu…

      “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku;” (QS Thaahaa 25-28)

      #Do’a mohon pertolongan dan kebaikan dalam segala urusan serta dzikir totalitas dalam bergantung dan bertawakkal hanya kepada Allah azza wa jalla… (Bagian dari Dzikir Pagi dan Petang)

       Yaa Hayyu, Yaa Qayyuum, bi rohmatika astaghiits, ashlihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii illa nafsii thorfata ‘ain

      "Wahai Rabb yang Maha hidup, Wahai Rabb yang Maha Berdiri sendiri, dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun" [HR Hakim]

      #Sayyidul Istighfar… (Bagian dari Dzikir Pagi dan Petang)

       Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta. 

      “Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” [HR Bukhari 6306] …Cari tahu faedah atau manfa’at dari membaca Dzikir atau Do’a ini!


      Ciri Dosa... Gelisah & Takut ketahuan orang lain
      Syurga... Sebarkan Salam (silaturahim), Pemaaf (lapang), Memberi Makan Orang, Qiyamulail!
      Minimal... Puasa 3 (tiga) hari dalam sebulan (pertengahan bulan qomariah), Shalat Duha 2 raka'at, Shalat Witir sebelum tidur!


      Hikmah disyari’atkannya Jilbab bagi perempuan dan para isteri…

      Kotretan...

      Karena perempuan itu begitu indah dan begitu berharga…
      Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka" Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q33.59)
      Ada dua hikmah utama disyari’atkanya jilbab bagi perempuan dan para isteri seperti yang tertera dalam ayat di atas. Pertama, faktor keimanan. Dari sini kita lebih mudah mengenali perempuan mana yang beriman dan perempuan mana yang tidak (belum) beriman. Kedua, supaya mereka tidak diganggu. Kata diganggu disini bisa berarti “dipuja”, dicemooh, atau yang lebih dari itu. Dan sudah menjadi sunatullah bahwa kaum pria mempunyai “kecenderungan” terhadap lawan jenisnya walaupun tingkat kecenderungannya berbeda-beda.

      Syari’at Allah ta’ala telah melindungi kaum hawa atas “gangguan” kaum adam terhadapnya. Dan yang terpenting penggunaan jilbab adalah “tanda” akan keimanan dan kepatuhan seorang hamba (perempuan) terhadap Rabb-nya.

      Selain karena faktor keimanan, dalam uraian ini saya mencoba memahami letak keadilan Sang Pencipta dalam disyari’atkannya memakai “jilbab” bagi para perempuan dan isteri yang beriman. Adapaun bagi mereka yang tidak (belum) beriman, kita sudah tahu sendiri apa yang mereka perbuat terhadap apa-apa yang telah dianugerahkan, dilebihkan dan diistimewakan Allah ta’ala kepada mereka…

      Supaya mereka tidak “diganggu”…

      Dalam curat-coret kali ini, saya akan “memposisikan” diri sebagai seorang pria yang mempunyai sifat “tidak baik” atau bisa dikatakan seorang pria “hidxng belxng”.  Dan beginilah kira-kira “kalimat” yang ada di benak pria seperti saya…



      Gambar-gambar di atas hanyalah ilustrasi “dari ujung ke ujung”. Mohon ma’af, dan saya mendo’akan semoga siapa saja yang ada di dalam gambar di atas diberikan kemulian, kebaikan dan keberkahan hidup oleh Allah ta’ala… amiin!

      Dalam kasus ini syari’at memfasilitasi dan melindungi kaum hawa dari kemungkinan-kemungkinan yang “tidak diinginkan” atau “tidak dibenarkan”.
      Karena mereka itu begitu indah dan begitu berharga… dan hanya para mahramnya-lah yang berhak untuk tahu “segalanya”
      Inilah keadilan -jalan tengah dari kondisi “ujung ke ujung”- yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Sehingga tidak ada yang cantik dan jelek di hadapan orang lain, serta tidak ada yang seksi dan tidak seksi di hadapan orang lain. Yang tahu hanyalah para mahram bagi makhluk-makhluk yang indah dan berharga ini… subhanallah.

      Dan kalaupun kita berada di situasi yang tidak ideal seperti yang disyari’atkan, Allah ta’ala telah memberikan jalan keluar bagi hamba-hambanya yang mau beriman, dan ini pun baik baginya yaitu… menahan pandangan! Dengan bahasa umumnya adalah menjaga mata, karena insyaAllah dengan “menjaga mata”, hati kita juga ikut terjaga, dan kalau hati kita terjaga maka kebaikan-kebaikan lainnya sudah pasti akan ada di sana.
      Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya... (Q24.30-31)
      http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu
      http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=1
      http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=2
      http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=3


      Wallahu ‘alamu

      Satu pertanyaan:  Apakah Anda (saya) termasuk orang-orang yang beriman?
      Baca juga: Mengapa Allah ta’ala melarang ghibah | Karena kita tidak sendirian | Terus memberi nasihat!


      Sekulerisme...

      ...karena telah pudarnya dimensi Akhirat dalam kehidupan kita!


      Sudahkah Anda (saya) mendapatkan khabar tentang ALLAH?
      Dia-lah Zat Yang Maha Kuasa, Zat yang telah menciptakan kita, kehidupan dan alam semesta ini...
      Apakah Anda (saya) percaya kepada ALLAH?
      Seberapa yakinkah Anda (saya) kepada ALLAH?

      Sudahkah Anda (saya) mendapatkan khabar tentang ALAM AKHIRAT?
      Negeri keabadian setelah kematian kita dan di negeri inilah sebenarnya kehidupan...
      Sudahkah Anda (saya) mendapatkan khabar dan peringatan tentang SYURGA dan NERAKA di kehidupan AKHIRAT kelak?
      Dimana syurga adalah tempat atau balasan bagi manusia dan jin yang baik dan shalih...
      Dimana neraka adalah tempat atau balasan bagi manusia dan jin yang tidak baik dan tidak shalih...
      Seberapa yakinkah Anda (saya) tentang ALAM AKHIRAT?
      Yakinkah Anda (saya) bahwa KEHIDUPAN AKHIRAT adalah KEHIDUPAN YANG ABADI?

      Apakah Anda (saya) tahu di kehidupan apa sekarang Anda (saya) hidup?
      Apakah Anda (saya) tahu berapa lama Anda (saya) hidup di kehidupan sekarang ini?


      Silahkan klik di gambar atau di caption!

      A Simple Line, Two Simple Questions...

      Life is Choice...


      --- ooOoo ---

      Mencari tahu (kembali) tentang khabar dan peringatan di atas...
      Tidaklah cukup dengan apa yang (telah) di lihat dan di dengarnya saja... seadanya saja!
      Kita dituntut untuk terus mencari tahu dan mencari tahu... terus belajar dan belajar... terus menuntut ilmu dan menuntut ilmu... sampai akhir hayat kita!

      Taqdir?

      Apakah Anda (saya) tahu tentang taqdir (takdir) kita ke depan?
      Apakah Anda (saya) tahu taqdir kita 3 jam ke depan, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, sepuluh tahun ke depan, 30 tahun ke depan dst?
      Kita hanya tahu taqdir kita kalau hal (taqdir) tersebut telah datang atau menghampiri ke kita...

      Kemarin Anda (saya) sakit flu, itulah salah satu taqdir kemarin kita...
      Bulan lalu Anda (saya) mendapatkan laba besar, itulah salah satu taqdir di bulan lalu kita...


      Kita hanya tahu taqdir yang telah lewat...
      Adapun taqdir kita ke depan..? Tak seorang pun yang tahu!
      (Setelah terus mencari tahu, terus belajar dan terus menuntut ilmu)
      Maka terus berbuat baik-lah... terus beramal shalih-lah... terus berbaik sangka kepada-Nya... terus berniat baik, bercita-cita yang baik, berharap dan ber-DO'A yang baik dan diridhai-Nya..!
      InsyaAllah..!

      Wallahu 'alamu

      Silahkan baca juga: (Zuhud) Dalil-dalil Kehidupan Dunia


      Ghibah

      (Mengapa Allah subhanahu wa ta'ala melarang ghibah?)

      Ghibah artinya membicarakan keburukan atau aib saudaramu ketika ia tidak ada di sisimu. Allah subhanahu wa ta’ala telah melarang ghibah dan menyerupakannya dengan suatu perumpamaan yang sangat buruk, “Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah” (QS Al Hujurat 12)

      Mengghibah seseorang bisa berlaku pada beberapa hal yaitu: kekurangannya yang bersifat fisik, nasab atau asal-usulnyayang kurang terhormat, akhlaknya yang kurang baik, agamanya yang kurang sempurna, pakaiannya yang kurang bagus, anaknya, istrinya atau suaminya, pembantunya atau hal ihwal keduniaannya, dan lain-lain. Kesimpulannya, apa saja yang bisa difahami bahwa itu adalah celaan kepada seorang muslim, maka itu termasuk ghibah yang diharamkan, baik dengan ucapan, isyarat, menirukan gerak-gerik orang yang dighibahkan dan lain-lain.

      Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tahukah apa ghibah itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Beliau bersabda, “Ghibah adalah engkau menyebutkan tentang saudaramu apa yang ia tidak suka (untuk disebutkan)!”. Seseorang berkata, “Bagaimana jika pada saudaraku memang ada apa yang aku katakan itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Jika pada saudaramu memang ada apa yang dikatakan itu, maka sungguh engkau telah mengghibahnya, dan jika pada saudaramu itu tidak ada apa yang engkau katakan itu, maka sungguh engkau telah menuduhnya.” (HR Muslim dan Tirmidzi)

      Ketahuilah saudaraku,
      Ghibah adalah dosa besar yang banyak menyebar di tengah masyarakat dan sedikit sekali orang yang selamat darinya. Mendengarkan omongan ghibah juga berdosa kecuali jika ia segera mengingkari perbuatan ghibah tersebut dengan lisannya dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Jika ia dapat meninggalkan majelis tersebut atau memotong omongan ghibah dengan pembicaraan yang lain, maka hal itu wajib dilakukan.

      Ancaman bagi orang yang berbuat ghibah
      1. Aisyah r.a. berkata, “Aku pernah berkata kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, ‘Cukuplah bagimu dari Shofiah itu (salah seorang istri Beliau) begini dan begitu (kekurangannya)’.” Sebagian perawi hadits berkata yaitu pendek orangnya, maka Beliau bersabda, “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mencampurinya” (maksudnya membuat air laut tersebut berubah rasa atau warnanya karena buruk dan busuknya ucapan tersebut) (HR Abu Dawud dan Tirmidzi). Imam An-Nawawi r.a. berkata, “Ini adalah hadits yang paling keras dalam melarang ghibah sepengetahuan saya.”
      2. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika di-mi’rajkan, aku melewati satu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah-wajah dan dada-dada mereka dengan kuku-kuku tersebut, lalu aku berkata, 'Siapakah mereka itu wahai Jibril?' Ia (Jibril) berkata, 'Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia (berbuat ghibah) dan mencemarkan kehormatan manusia'.” (HR Abu Dawud dan Ahmad)
      3. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk riba yang paling besar adalah mencemarkan kehormatan seorang muslim tanpa alasan yang hak.” (HR Abu Dawud)
      Pengarahan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tentang hubungan sesama muslim

      Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak boleh mengkhianatinya, tidak boleh mendustainya dan membiarkannya tidak ditolong. Setiap muslim bagi muslim lainnya adalah haram kehormatannya, harta dan darahnya. Taqwa itu di sini! Cukuplah sebagai keburukan (dosa) bagi seorang jika ia meremehkan saudaranya yang muslim.” (HR At Tirmidzi)

      Dikutip dari Kartu Dakwah seri ke-17 terbitan HASMI (Radio Fajri FM) Bogor.



      SEBUAH HIKMAH (Catatan saya...)

      Kebaikan, keburukan, kelebihan, kekurangan atau bahkan ketidak sempurnaan seorang muslim adalah ujian bagi muslim yang lainnya. Mampukah kita mensyukurinya atau mampukah kita mengambil pelajaran darinya atau mampukah kita bersabar darinya? Dan inilah yang terpenting, mampukah kita menta'ati perintah Allah ta'ala untuk tidak mengghibahnya?

      Karena mudah sekali bagi Allah ta'ala, Sang Maha Pencipta untuk membuat semua manusia menjadi baik dan bahkan tanpa cela sekalipun. Yang Allah ta’ala kehendaki adalah supaya kita bertaqwa kepada-Nya. Dan karena esensi dari taqwa salah satunya adalah menta'ati perintah-Nya.

      Maka benar sekali bahwa larangan mengghibah erat sekali hubungannya dengan taqwa seperti yang digaris-bawahi pada ayat dan hadits di atas.

      Juga perhatikan kehendak Allah ta'ala dalam penciptaan manusia yaitu hendak "mengujinya" sebagimana dalam firman-Nya:

      Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Q76.2)

      Dengan kata lain, inilah kira-kira pesan Allah ta'ala kepada kita untuk tidak malakukan ghibah...
      "Janganlah mengghibah!" Karena bagi Allah ta'ala, Sang Maha Pencipta sangatlah mudah untuk menjadikan ciptaan-Nya (manusia) menjadi baik dan bahkan tanpa cela sekalipun. Tapi Allah ta'ala hendak menguji hamba-hamba-Nya, apakah kita mau bertaqwa kepada-Nya atau tidak..?

      Baca juga:
      Seorang Mukmin bukanlah Pencela dan Pelaknat
      Diam adalah Perak (bukan Emas)!
      Jin dan Manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya 


      Dzun Tiqom

      (Maha Pembalas Dosa)

      Saudaraku…

      Salah satu sifat Allah subhanahu wa ta ‘ala yang sangat indah dan penuh hikmah adalah dzun tiqom. Artinya Allah subhanahu wa ta ‘ala Maha Pembalas Dosa atau Maha Menghukum yang bersalah. Di satu pihak, Allah Maha Mengasihi, Maha Mengampuni, mau dan bisa mengampuni. Tetapi karena hikmah yang besar, Dia juga tidak bisa begitu saja mengampuni, karena terkait dengan Maha Adil-Nya yang harus menghukum seorang pendosa.

      Allah subhanahu wa ta ‘ala akan membalas semua keburukan dengan seadil-adilnya. Tidak ada yang bisa menolak, membantah ataupun lolos bila Allah subhanahu wa ta ‘ala sudah menetapkan hukuman kepada manusia. Setitik dosa pasti ada pertanggung-jawabnya.

      Allah subhanahu wa ta ‘ala berfirman: “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.” (QS Az-Zalzalah, 8)

      Ilmu Allah subhanahu wa ta ‘ala meliputi segala sesuatu, sekecil apapun itu.

      (Luqman berkata:) “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS Luqman, 16)

      Kita harus selalu waspada terhadap rayuan yang mengajak dan mempengaruhi manusia melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Apa yang dilakukan manusia, sejak dari yang besar sampai yang sekecil-kecilnya, yang nampak dan yang tidak nampak, yang terlihat dan yang tersembunyi, baik di langit maupun di bumi, pasti diketahui Allah. Karena itu Allah pasti akan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan manusia itu; perbuatan baik akan dibalasi dengan surga yang penuh kenikmatan, sedang perbuatan jahat dan dosa akan dibalas dengan neraka yang menyala-nyala. Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu yang tidak ada sedikitpun yang luput dari pengetahuan-Nya.

      Hati-hatilah wahai saudaraku…

      Jika kita sudah merasa nikmat dengan berbuat dosa baik dengan meninggalkan kewajiban atau dengan melakukan larangan-larangan yang Allah haramkan, maka sesungguhnya itu adalah tipu daya setan yang membuat keburukan menjadi indah. Sehingga kita terkurung dalam lingkaran setan tanpa berkeinginan untuk keluar. Ia adalah kenikmatan semu yang bersumber dari hawa nafsu. Nafsu yang sudah akrab dengan dosa, akan mendorong kepada keburukan (ammaratun bissu). Di saat kita berbuat dosa maka nafsu mendorong kita untuk terus menambah dan memperbanyak dosa, karena ia tidak akan pernah merasa puas, ibarat meminum air laut, semakin diminum akan semakin haus.

      Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan kondisi hawa nafsu manusia yang tidak pernah merasa puas dengan sabdanya, “Seandainya anak cucu Adam diberikan sebuah lembah yang berisi emas, niscaya dia akan berharap untuk mendapatkan lembah emas yang kedua , dan tidak ada yang bisa menyumpal mulutnya selain tanah kuburan (dia akan terus menjadi tamak hingga dia mati).” (HR Ibnu Majah)

      Di saat nafsu kita terus berkobar, pada saat yang sama justru hati nurani kita semakin tertutupi dan merasakan kegersangan, bahkan hidup terasa sempit dan hampa. Hati nurani kita tertutupi oleh noda-noda dosa yang kelam, karena setiap satu dosa yang dilakukan ia menjadi satu titik hitam di hati kita.

      Hentikanlah dosa sekarang juga! Sebab, timbangan untuk menimbang dosa pun sangat detail dan sangat tepat.

      Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun.” (QS Al Anbiya, 47)

      Allah subhanahu wa ta’ala menyebut Dirinya sebagai syadidul iqob (keras siksanya). Balasan-Nya bisa menimpa di dua negeri, dunia maupun akhirat.

      Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Al Baqoroh, 201)

      Dikutip dari Kartu Dakwah seri ke-28 terbitan HASMI (Radio Fajri FM) Bogor.


      Menghindari Syubhat


      Suatu waktu Bisyr berdagang ke Negeri Mesir dengan membawa 80 potong kain sutera. Semua barang dagangan Bisyr didapati dari Imam Abu Hanifah. Di antara 80 potong kain sutra itu ternyata ada 1 potong kain yang cacat. Hal itu oleh Abu Hanifah diberitahukan kepada Bisyr agar dikatakan terus terang kepada calon pembelinya.

      Di Mesir, barang dagangan Bisyr habis terjual, tanpa kecuali sepotong kain sutera yang cacat tersebut. Imam Abu Hanifah tentu saja sangat senang menerima laporan dan setoran uang hasil penjualan dagangannya. Namun, tiba-tiba Abu Hanifah menjadi sedih, ketika mengetahui bahwa sepotong kain yang cacat itu ikut terjual tanpa diberi tahu keadaan kain itu sebenarnya kepada si pembeli. Dan kain yang cacat itu terjual dengan harga yang biasa. Bisyr pun berkata, “Maaf, Aku telah lupa mengatakannya, Abu Hanifah.”

      Abu Hanifah sangat menyesal mendengar laporan Bisyr tersebut. Dia menyesal karena rezeki yang diterimanya itu menjadi syubhat sebab Bisyr lupa mengatakan keadaan sebenarnya mengenai kain sutera cacat yang dijual.

      Akhirnya, Imam Abu Hanifah membagi-bagikan uang 1.000 dinar hasil penjualan kepada fakir miskin, karena Imam Hanifah tidak mau rezekinya yang halal tercampur dengan barang yang syubhat.

      Begitu indah teladan Imam Abu Hanifah tersebut. Dari kisah tersebut Sang Imam mengajarkan kita untuk selalu jujur pada transaksi bisnis dan menghindari syubhat. Rasulullah SAW telah bersabda, “Sesungguhnya yang halal sudah jelas dan yang haram sudah jelas, di antara keduanya ada perkara syubhat yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barang siapa berhati-hati dengan yang syubhat, ia telah memelihara agama dan kehormatannya. Barang siapa yang terjatuh pada syubhat, maka ia telah terjerumus pada yang haram”. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari An-Nu’man bin Basyir.

      Dalam hadis tersebut Rasulullah SAW menganjurkan umatnya menghindari perkara syubhat, karena dikhawatirkan terjebak dan berpotensi masuk ke dalam perbuatan haram. Syubhat dihindari agar dapat menjaga kehormatan dirinya.

      Sabda Nabi Muhammad SAW tersebut merupakan peringatan bagi umat untuk berhati-hati dalam masalah halal dan haram, serta sesuatu yang tidak jelas (syubhat) antara halal dan haram. Perihal syubhat tersebut bisa terkait makanan yang dikonsumsi, nafkah kepada keluarga, rezeki yang didapat, maupun hal lain yang terkait dengan hidup keseharian manusia.

      Kir atau kalibrasi perlu untuk menghindari syubhat! ..."Bang beli jeruk 1 kg!"

      Syubhat dalam Islam harus dihindari karena secara umum perkara yang samar-samar menimbulkan keraguan. Oleh sebab itu, meninggalkan segala sesuatu yang meragukan merupakan perbuatan mulia.

      Dari hadis riwayat Imam Muslim di atas, tersurat bahwa dengan menghindari perkara syubhat akan memberi dampak pada akhlak manusia. Dengan menghindari syubhat di akhirat ia akan menghindari manusia dari neraka dengan segala siksanya. Karena dengan menghindari syubhat manusia terhindar dari menzalimi dirinya dan manusia lainnya.

      Islam mengharamkan merugikan orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah yang bersumber dari Ubadah bin Ash-Shamit, “Tidak boleh merugikan dan dirugikan.

      Semoga bermanfaat!

      Wa Allahu a'lam.
      (Muhammad Arif Fadhillah Lubis, SHI, MSI)
       http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=15822:menghindari-syubhat-&catid=80:lentera&Itemid=251

      Baca juga: Penyakit Syubhat & Syahwat





      Dari YouTube...
      Dari sebuah Debat... "Siapakah Yesus... Tuhan atau Nabi?"


      Lihat langsung di YouTuberuth...


      Akhlaqul Karimah

      (Budi pekerti yang baik)

      Berakhlaqul karimah!


      Karena kita tidak sendirian...

      Jika kalian sedang bertiga, maka janganlah dua orang berbisik tanpa (mengikutkan) seorang yang lain, sehingga kalian membaur dalam pergaulan dengan manusia, sebab yang demikian itu akan membuatnya sedih.” (HR Bukhari)

      .., jika engkau memasak makanan berkuah, perbanyak airnya, lalu bagi-bagikan ke tetanggamu!” (HR Muslim)

      “Bukanlah seseorang yang sempurna imannya orang yang kenyang sementara tetangganya dalam keadaan lapar.” (HR Bukhari)

      “Demi Allah tidak beriman! Demi Allah tidak beriman! Demi Allah tidak beriman!” Beliau pun ditanya, 'Siapa, wahai Rasulullah?' Jawab beliau, 'Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.'" (HR Bukhari & Muslim)

      Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat (aman) dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Muslim)

      “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (QS An-Nur: 27)

      Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.” (QS Al-Maaidah: 8)

      dan bahkan kepada hewan pun...

      “Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih. (Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelihnya.” (HR Muslim)

      “Ketika kamu melakukan perjalanan melalui sebuah daerah yang subur, maka perlambatlah agar unta-untamu sempat makan rumput. Dan jika kamu melewati sebuah wilayah yang tandus dan kering, percepatlah langkahmu untuk menyedikitkan rasa lapar yang menimpa binatang-binatang itu.” (HR Muslim)

      “Suatu hari kami bepergian bersama Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Di tengah perjalanan, beliau memisahkan diri untuk menunaikan hajat. Saat itu kami melihat induk burung bersama kedua anaknya yang masih kecil. Maka kami mengambil dua anak burung itu. Induk burung pun mengepak-epakkan sayapnya gelisah. Manakala Nabi shallallahu’alaihiwasallam datang beliau bertanya, “Siapa yang menyakiti burung ini (dengan mengambil) anaknya? Kembalikan anaknya kepada sang induk!”. Beliau juga melihat ada perkampungan sarang semut telah dibakar. Beliaupun berkata, “Siapa yang membakar ini?”. “Kami”. “Tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Penguasa api” (HR Abu Dawud dan isnadnya dinilai sahih oleh al-Hakim)

      dan kepada saudara kita yang sedang tidak berada di sekitar kita pun...

      Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. …” (QS Al Hujurat: 12)

      “Tahukah kalian apakah ghibah itu?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui”. Beliau bersabda: “Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya (tidak disukainya)”, ditanyakan: “Bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku?” Nabi menjawab: “Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta padanya.” (HR Muslim)


      dan karena ini adalah salah satu sebab diutusnya rasulullah...

      Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR Ahmad)

      Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam manusia yang paling bagus akhlaknya.” (HR Bukhari & Muslim)

      Sungguh engkau (wahai Muhammad) berbudi pekerti (memiliki akhlak) yang agung.” (QS Al-Qalam: 4)

      sehingga...

      Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR At-Tirmidzi)

      Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak di hari kiamat daripada budi pekerti (akhlak) yang baik. Dan sungguh Allah membenci orang yang suka berkata keji, berucap kotor(jelek).” (HR At-Tirmidzi)

      “Rasulullah ditanya tentang perkara apa yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga. Beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan budi pekerti (akhlak) yang baik.’ Ketika ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, beliau jawab, ‘Mulut dan kemaluan’.” (HR Bukhari)

      Dalam riwayat lain Rasulullah bahkan memberikan jaminan atau garansi...
      Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya (lisan) & apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin untuknya surga.” (HR Bukhari)

      dst... dst...

      Baca juga:
      Islam Agama Kasih Sayang
      Tauhid & Aqidah, Definisi dan Cakupan Bahasannya


      Kotretan...
      Qualitas AKHLAQ terhadap makhluq dan Khaliq berbanding lurus dengan Qualitas AQIDAH serta TAUHID yang benar dan lurus.
      Dan semua itu bersumber dan berdasarkan pada pemahaman ILMU.

      Barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia, hendaklah dengan ilmu. Siapa yang ingin kehidupan akhirat dengan ilmu. Dan siapa yang menginginkan keduanya (dunia & akhirat) juga dengan ilmu” [HR Bukhari & Muslim]

      Kamus...
      Kejahilan artinya adalah kebodohan.

      Murni Hidayah...
      Non Muslim di Indonesia kurang tertarik dengan Al Islam karena akhlak -sebagai garda terdepan- sebagian muslim di Indonesia tidak membawa mereka untuk "mau" mempelajari Islam lebih jauh.


      Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah, Sebuah Catatan Singkat dari Istiqlal

      10 Jalan untuk Meraih Kecintaan Allah subhanahu wata’ala...

      Oleh: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr hafizhahullah, Masjid Istiqlal 19 Feb. 2012.


      1. Memberikan perhatian yang serius terhadap Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya.

      Apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) Al Quran? Sekiranya Al Quran itu tidak datang dari sisi Allah, maka tentulah mereka temukan banyak pertentangan di dalamnya.” Q4.82.

      2. Mengenal asma-asma Allah yang husna (baik) dan shifatnya yang tinggi/mulia. Dan Allah memiliki nama-nama yang indah, maka berdoalah dengan nama-nama itu. Orang yang paling mengenal Allah, maka dialah yang paling besar rasa takutnya pada Allah, dan paling jauh dari perbuatan maksiat.

      Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah itu hanyalah orang-orang yang berilmu.” Q35.28.

      3. Senantiasa memohon pertolongan kepada Allah dan banyak berdoa pada-Nya, dan bersungguh-sungguh meminta pada-Nya.

      Dan jika hamba-Ku bertanya padamu tentang-Ku, maka katakanlah bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan doa mereka jika mereka berdoa.” Q2.186.

      Dan do'a-do'a yang diajarkan:
      • Ya Allah aku memohon pada-Mu, kecintaan pada-Mu, kecintaan pada orang yang mencintai-Mu, dan kecintaan pada amal yang mendekatkan diri pada kecintaan-Mu.
      • Ya Allah sesungguhnya aku menzhalimi diriku dengan kezhaliman yang besar, maka ampuni aku, sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
      4. Memberikan kesungguhan dalam melaksanakan amalan-amalan wajib dari Allah. Setelah itu berusaha menundukkan hawa nafsu dan menghiasi dengan amalan-amalan sunnah.
      Dalam Hadits Qudsi, bahwa Allah mencintai seorang hamba yang melakukan amalan wajib kemudian amalan sunnah.

      5. Bersungguh-sungguh (mujahadah) menundukkan hawa nafsu untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah. Karena semua dosa dan maksiat akan menjadikan tertutupnya hati manusia, bahkan menjerumuskan ke dalam jurang kebinasaan.

      6. Selalu mendahulukan apa-apa yang dicintai Allah daripada yang kita cintai. Dan menjadikan Allah dan rasul-Nya lebih dicintai dari yang lain.

      Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”. (HR Bukhari)

      7. Bersyukur dengan merenungkan nikmat Allah yang dianugerahkan pada manusia. Allah telah memberikan apa-apa yang kalian minta. Jika kita hitung maka tidak akan terhitung banyak nikmatNya.

      8. Bergaul dengan orang-orang shalih, mereka yang bersungguh-sungguh dalam melakukan amalan yang dicintai Allah. Untuk mengambil manfaat dari nasehat mereka, amalan mereka, meneladani akhlak mereka.

      Seseorang itu agamanya sesuai dengan agama orang terdekatnya. Maka lihatlah siapa orang terdekatmu.” (HR Abu Dawud)

      9. Berusaha sungguh-sungguh untuk beribadah di sepertiga malam terakhir.

      "Allah turun ke langit dunia di sepertiga malam. Dia berfirman, Siapa yang berdoa pada-Ku, Aku kabulkan doanya, Siapa yang meminta-Ku akan Kuberi, yang memohon ampun pada-Ku, Aku ampuni dosa-dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)

      10. Terus menerus berdzikir pada Allah subhanahu wata’ala.

      "Orang-orang yang beriman yang hati mereka merasakan ketenangan dan kedamaian ketika mengingat Allah. Sesungguhnya dengan berdzikir maka hati menjadi tenang." Q13.28.


      Barangsiapa mencintai sesuatu, dia akan banyak menyebut-nyebut yang dia cintai itu.


      Demikian 10 sebab untuk meraih kecintaan Allah subhanahu wata’ala.

      Bukan berarti hanya ada 10, masih ada sebab-sebab yang lain. Hanya saja semoga 10 hal ini menjadi pengingat bagi kita.

      Dan akhir dakwah kami,  
      Segala puji bagi Rabb semesta alam, Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

      Sumber: http://alqiyamah.wordpress.com/2012/02/19/meniti-jalan-meraih-kecintaan-allah-sebuah-catatan-singkat-dari-istiqlal/#more-13196



      Syeikh Dr. Abdurrozzaq: Ukuran Keimanan bisa dilihat Shalat Subuh dan Asharnya

      Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ringan dilakukan

      Hidayatullah.com—Ukuran keimanan seseorang salah satunya bisa dilihat dari pelaksanaan shalat Subuh dan shalat Ashar. Demikian disampaikan Syeikh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al Badr, guru besar bidang akidah di Universitas Islam Madinah (UIM)

      Kalau akidahnya benar, keyakinannya benar, maka kita tidak akan melewatkan shalat Subuh dan Ashar. Amal yang paling utama dilihat dari seorang hamba adalah amalan shalatnya. Jika kalian mampu mengalahkan urusan dunia untuk shalat Subuh dan Ashar, maka itu akan meringankan pelaksanaan ibadah lainnya,” ujarnya pada Acara Tabligh Akbar “Pesona Surga”, Ahad 31 Agustus 2014 di Masjid Istiqlal, Jakarta.

      Menurut pengajar tetap di Masjid Nabawi ini, tingkatan keimanan seseorang dikaitkan dengan pelaksanaan shalat di kedua waktu tersebut merujuk pada berbagai hadits Nabi.

      Mudahnya seseorang melaksanakan shalat di kedua waktu tersebut berarti mudah juga shalat di tiga waktu lainnya.

      Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ingin kita lakukan.”

      Walau masalah ini sudah banyak dikaji di berbagai majelis ilmu, ia mengingatkan jamaah untuk tidak menganggap shalat sebagai ibadah biasa.

      Menukil Surat Al-Qiyamah ayat 24, di mana menjelaskan “wajah-wajah orang kafir pada hari kiamat menjadi muram.”

      Kemudian dijelaskan penyebab kemuraman mereka karena akan tertimpa malapetaka yang sangat dahsyat. Penyebab turunnya adzab tersebut dijelaskan di ayat 31: “Karena dia (mereka dahulu) tidak mau membenarkan Al-Quran Rasul dan tidak mau shalat”.

      Syeikh menjelaskan, pahala shalat selama hidup di dunia menjadi amalan penting untuk melihat wajah Allah di hari kiamat.

      Barangsiapa ingin melihat wajah Allah maka hendaknya Ia meningkatkan amal shalihnya. Barangsiapa ingin melihat wajah Allah, jangan lupa berdoa. Dan barangsiapa mendahulukan dunia, begadang dan akhirnya melewatkan shalat Subuh dan Ashar, maka Ia tidak akan melihat wajah Allah,” “ucapnya tandas.

      Sebab, untuk melihat wajah Allah, adalah suatu kenikmatan tiada tara bagi orang-orang beriman.*


      Baca juga: My First Love | Mereka yang Dicintai Allah | Do'a Nabi Daud as Memohon Cinta Allah | 3 Amalan Utama dan Dicintai Allah |


      Baiti Jannati

      ...Home Sweet Home
      Links & Downloads

      Screensaver & Wallpaper
      Download all (12 pictures)

      Contoh Wallpaper

      8R Framed Picture
      Download all 8R unframed pictures (6 pictures)

      Contoh Wall Framed Picture

      Stickers
      (klik di gambar untuk memperbesar!)

      Dibalik pintu keluar rumah
      Dibalik pintu pagar rumah (di-laminating)

      LINKS ________________________________________________________________________


      Think Essential (explore!)
      Home Sweet Home
      Al Manhaj

      Highlight...
      Wasiat (explore!)
      Al Quran | Alt.
      Al Hadits
      Al Firqatun Naajiah
      Klipingku..!

      DOWNLOADS_________________________________________________________________


      Sidebar Cuka Apel ORGANIK
      Duniawi... | Alt.

      Highlight...
      Iqra-1 | Alt.
      Iqra-2 | Alt.
      Zuhud | Alt.
      Firqatun Naajiah
      Talbis Iblis

      _________________________________________________________________________________



      Karena inilah salah satu ketetapan-Nya... Q43.36!


      [tuning]


      “Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.”
      (HR Muslim 4773)


      Wallahu'alamu...
      ...astaghfirullah ..astaghfirullah ..astaghfirullah!

      “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".” (QS Al-Kahfi 29)
      Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS Al-’Ankabut 69)