Waspadai Berhala Diri!

Oleh: Abdullah Sholeh Hadrami

ALHAMDULILLAH, aku sudah melewati masa itu. Jujur aku dulu pernah berpemahaman merasa kelompokku adalah paling benar sendiri dan yang lain adalah sesat.

Pernah aku terperangkap dalam pemikiran bahwa kelompokku adalah Al-Firqotun Najiyah (golongan yang selamat) sedang yang lainnya adalah ahli neraka.

Alhamdulillah akhirnya Allah ta'ala berikan hidayah kepadaku untuk keluar dari pemikiran sempit seperti itu.

Aku belajar ke banyak guru dan aku mencintai mereka semua dan tidak mungkin melupakan jasa-jasa mereka.. Walau akhirnya Allah ta'ala arahkan aku untuk berada dalam barisan AhlusSunnah wal Jama’ah Salafy, ini adalah pilihanku.

Bagiku, semua umat Islam adalah saudaraku dan aku suka saling mengingatkan dan saling menasehati serta saling mendoakan.

Aku berharap kita semua sama-sama Allah ta'ala masukkan ke dalam Jannah.

Pengalaman masa lalu, buku-buku dan situs-situs dengan artikel & opini yang dibaca, media sosial atau organisasi yang diikuti, guru-guru yang mengajari serta lingkungan, kesemuanya itu akan berpengaruh dalam pemahaman keagamaan seseorang.

Berbicara tentang kelompok dalam Islam tidak akan pernah tuntas karena semua merasa paling benar dan menuduh yang lain tersesat.

فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).” (QS Al-Mukminun [23]: 53)

Kita perlu selalu membaca dan merenungkan ayat ini secara rutin dan terus menerus disertai muhasabah, koreksi dan mawas diri,

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS An-Najm Ayat [53]: 32)

Hanya Allah ta'ala Yang Maha Tahu siapa yang terbaik di antara kita di SisiNya.

Ada satu berhala dalam diri kita semua yang harus kita hancurkan, yaitu NAFSU!

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah menyesatkannya berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS Al-Jatsiyah Ayat [45]: 23)

Daku hanyalah seorang hamba yang miskin papa di hadapanNya. Dosa-dosaku teramat sangat banyak, amal ketaatanku teramat sangat sedikit, hatiku selalu berbolak-balik, perjalananku cukup jauh, bekalku belum mencukupi, tapi ajalku telah dekat.

Harapanku Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang berkenan mengasihi lagi menyayangiku.

Ayat harapanku,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 39 Az-Zumar [39]: 53)

Ya Allah, ampunilah semua kejahilan hamba dan bimbinglah hamba istiqomah di jalanMu yang lurus.

Dari saudaramu yang selalu mencintaimu dan berharap berkumpul denganmu sampai di Jannah Firdaus.*

@AbdullahHadrami


Sistem Jalur Tegangan (Stroom) pada Mobil Berdasarkan Fungsinya

[ilustrasi]
Dalam Sistem Kelistrikan Mobil pada umumnya terdapat beberapa Jalur Tegangan POSITIF (+) atau yang sering kita sebut STROOM yang dibagi menurut fungsinya, sebagai berikut:
  1. Jalur Tegangan (Stroom) LANGSUNG
  2. Jalur Tegangan (Stroom) ACCESSORIES (ACC)
  3. Jalur Tegangan (Stroom) KONTAK ON /IGNITION (IG)
  4. Jalur Tegangan (Stroom) STARTER (ST)
Sedangkan untuk Jalur NEGATIF (-) atau yang sering kita sebut GROUND atau Massa biasanya langsung dihubungkan ke bagian Mesin (Engine) dan Rangka (Body) mobil.

Jalur Tegangan Langsung

[ilustrasi]

Yang dimaksud dengan Jalur Tegangan Langsung di sini adalah Jalur Tegangan atau stroom yang langsung berhubungan dengan Sumber Daya (Accumulator /Battery /Aki) dimana kunci kontak pada posisi OFF atau kunci kontak tidak dihidupkan. Jadi pada Jalur Tegangan ini, stroom selalu ada atau standby walaupun kendaraan /mobil dalam keadaan mesin mati atau kontak mati.

Komponen Kelistrikan yang memakai jalur tegangan ini akan aktif (hidup) kalau saklar (switch) komponen yang bersangkutan dihidupkan.

Komponen kelistrikan mobil yang menggunakan Jalur Tegangan Langsung antara lain:
  1. Lampu Depan Utama (Head Lamp, Head Light)
  2. Lampu Kecil /Lampu Kota (Tail Lamp)
  3. Lampu Rem /Lampu Stop (Brake Lamp)
  4. Lampu Darurat (Hazard)
  5. Lampu Kabut (Fog Lamp)
  6. Lampu Plafon
  7. Klakson (Horn)
  8. Central Lock
  9. Alarm
Jalur Tegangan Accessories ACC

Yang dimaksud dengan Jalur Tegangan Accessories adalah tegangan akan terhubung dengan Battery (Aki) jika kunci kontak diputar pada posisi ACC dan mesin mobil masih dalam keadaan mati.

Beberapa komponen tambahan (accessories) mobil yang menggunakan Jalur Tegangan ACC antara lain:
  1. Audio System (Tape mobil)
  2. Cigarette Lighter (Penyala Rokok)
  3. Clock (Jam) 
  4. ...
Jalur Tegangan Ignition (IG)

Jalur Tegangan IG dalam Sistem Kelistrikan Mobil digunakan untuk men-supply arus atau tegangan ke komponen-komponen yang berhubungan dengan kontrol mesin (engine) sebelum mesin mobil dihidupkan. Jalur Tegangan akan terhubung dengan Battery (Aki) jika kunci kontak diputar pada posisi ON, baik sebelum atau setelah mesin mobil dihidupkan.

Komponen yang berhubungan dengan Jalur Tegangan IG ini adalah:
  1. Lampu Sen (Sign /Turn Light)
  2. Lampu Mundur
  3. AC Mobil
  4. Wiper
  5. Washer (Air untuk wiper)
  6. Power Window
  7. Electric Mirror
  8. Saklar Karburator (Carburetor Switch)
  9. Pompa Bensin (Fuel Pump)
  10. Gauges
  11. Coils
  12. Dinamo Amper (Alternator)
  13. Electronics /Engine Control Unit (ECU)
  14. Kipas Radiator (Radiator Fan, AC Fan)
  15. ...
Jalur Tegangan Starter (ST)

Yaitu Jalur Tegangan (stroom) yang digunakan pada saat menghidupkan mesin. Kunci kontak digerakan pada posisi START maka arus atau tegangan akan terhubung pada Dinamo (Motor) Starter yang berfungsi untuk men-start mesin mobil supaya hidup. Selain itu, jalur ST ini juga biasa digunakam untuk mengaktifkan relay pompa bensin (fuel pump).


Dari http://technisi-kabel.blogspot.com/ (edited)


ISIS?

[Open Link in New Tab!]

Assalaamu'alaikum...

ISIS? Perang?
  • Barat (AS & sekutunya) sudah lama bercokol di negeri2 Muslim di TimTeng & Afrika.
  • Barat "memamfa'atkan" kelompok Syiah untuk memerangi kaum Muslimin (Sunni/Ahlussunnah).
  • Syiah lahir karena alasan Politik (perebutan "kekuasaan" pasca wafatnya Rasulullah s.a.w.) dan adanya campur tangan yahudi (Abdullah bin Saba).
  • Review: Sejarah runtuhnya kekhalihafan Turki Utsmani!
  • Review: Lahirnya aliran Ahmadiyah "buatan" Inggris untuk meredam jihad di India!
  • Review: Politik pecah belah Belanda di Nusantara!
  • Review: Mengapa ada Perang Iran-Irak pada tahun 1980-1988?
  • Review: Siapa pelaku tragedi WTC 911 yang sebenarnya? Bush "berhasil" mencitrakan Islam sebagai Teroris! dan memunculkan istilah GWOT (Global War on Terrorism) yang sejatinya adalah "perang terhadap Islam!"
  • Baca hadits2 tentang Akhir Zaman!
  • Islam akan terpecah menjadi 73 Golongan!
  • Khawarij?
  • Astaghfirullah!!! "Posisi aku dimana ya..!"
  • Manhaj kenabian akan kembali terulang menjelang kiamat setelah berbagai FITNAH (yang puncaknya adalah keluarnya Dajjal) & huru-hara melanda dunia ini.
  • ...
Dimana AS sekarang???
► Dimana Zionis Israel sekarang???

► WAJIB TAHU! ...dimana Iblis sekarang?


Jangan menilai ISIS hanya dari gambaran "media" saja! Semua orang bisa membuat opini, gambar (image) bahkan video!

☼ Bom bunuh diri, Kamikaze, hanyalah masalah fiqih dalam perang seperti halnya do'a qunut dalam fiqih shalat Subuh??

☼ Hukum pancung (dalam perang!) lebih beradab dibanding dengan kekejaman di penjara milik AS di Abu Ghraib!


Bahaya Syiah Ancam Keutuhan NKRI

Eramuslim.com – Anggota Komisi Hukum dan Per-Undang-Undangan MUI Pusat, DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM mengatakan dampak yang ditimbulkan dari kerjasama antara Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dengan University and Reserch Institut for Qur’an and Hadith Iran (UAR) adalah semakin banyaknya kaum muda Indonesia yang tidak mengerti apa dan bagaimana Syiah yang sebenarnya.

Mereka akan terperangkap pada pemikiran ideologi-politik Syiah Iran,” kata DR. Abdul Chair, Jum’at (20/03/2015), dikutip dari Hidayatullah.com.

Laman UIN Online, Rabu (18/03/2015), mewartakan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan University and Reserch Institut for Qur’an and Hadith Iran (UAR) sepakat menandatangani naskah kerjasama di gedung Rektorat UIN Jakarta.

Perlu dicatat, ujar DR. Abdul Chair, kelembagaan Pojok-Pojok Iran (Iranian Corner, red) di berbagai kampus di Indonesia, justru banyak memasarkan ‘Revolusi Imam Husein ra’ dan ‘Revolusi Khomeini’ yang dijadikan jargon perjuangan Islam.

Dengan hadirnya kelembagaan resmi Iran tersebut, kata Abdul Chair, akan semakin menumbuhkembangkan semangat kaum muda untuk mengikuti pemikiran ideologi-politik Syiah Iran.

Semua itu diarahkan untuk membentuk pemikiran yang mengarah kepada konsep Wilayatul Faqih sebagai pemegang kekuasaan Islam sedunia (lihat: Pasal 5 UUD Republik Iran, red),” ungkap DR. Abdul Chair.

Kondisi yang demikian, menurut Abdul Chair tentu akan merugikan bahkan mengancam keberadaan dan keberlangsungan ideologi Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika karena ideologi Imamah Syiah Iran tidak dapat dipertemukan dengan ideologi manapun, termasuk Pancasila.

Selain itu, masih menurut Abdul Chair, ada kepentingan terselubung di balik kerjasama tersebut yaitu terkait dengan proyek Syiahisasi dan Iranisasi di Indonesia.

Syiahisasi menunjuk terciptanya eksodus dari Ahlus sunnah menjadi Syiah, minimal menjadikan Syiah Relasional (kaum Ahlus Sunnah yang memberikan dukungan kepada Syiah dan Iran yang berdasarkan prinsip simbiosis mutualistic, red),” papar Abdul Chair.

Sedangkan ‘Iranisasi’, sambung Abdul Chair, menunjuk kepada terciptanya rasa, paham dan semangat Parsia yaitu suatu kondisi yang berbanding terbalik dengan nasionalisme Indonesia. Cara pandang (Wawasan Nusantara, red) akan bergeser ke Iran yang notabene adalah Parsia.

Cara pandang ini akan melahirkan pemikiran dan sikap yang mendukung kebijakan politik dan hukum sang Rahbar,” pungkas Abdul Chair.

Karena itu menurut pria yang disertasinya membahas hubungan Syiah dan ketahanan nasional ini menuturkan pemerintah melalui kementerian terkait, seyogyanya harus mengawasi arus ekspansi ideologi imamah yang dilakukan Syiah Iran di Indonesia.

Syiah dan Iran ibarat dua sisi dari mata uang yang sama, sejarah Syiah dalam banyak kasus telah menimbulkan konflik dan bahkan mampu mengambil alih pemerintahan, sebagaimana yang terjadi di Libanon dan Yaman,” ungkap DR. Abdul Chair kepada hidayatullah.com.

Sementara itu, laman Syiah menulis Iran adalah negeri kaum Syiah yang saat ini tengah mencari pengaruh kawasan. Iran bahkan menanamkan pengaruh paham Syiah ke beberapa kampus di Indonesia dengan kerjasama menempatkan “Iran Corner” (Pojok Iran), termasuk di beberapa kampus. Saat ini, tulis laman itu, Iranian Corner sudah ada di 12 universitas diantaranya adalah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, UIN Malang, UIN Bandung, dan UIN Riau.(rz)


Kerjasama UIN Jakarta – Iran Dinilai Muluskan Ekspansi Ideologi Imamah Syiah di Indonesia

Orang-orang Syiah dan Iran dinilai memanfaatkan jalur lembaga pendidikan dan dukungan para tokoh, cendekiawan termasuk pemerintah untuk melancarkan ekspansi ideologi imamah Syiah yang berbahaya.

Hidayatullah.com—Kerjasama Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan University and Reserch Institut for Qur’an and Hadith Iran (UAR) dinilai hanya memuluskan ekspansi ideology imamah Syiah yang membahayakan bagi Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi Hukum dan Per-Undang-Undangan MUI Pusat, Dr. Abdul Chair Ramdahan menanggapai kerjasama UIN Jakarta dan University and Reserch Institut for Qur’an and Hadith Iran Rabu (18/03/2015) lalu.

Menurut Dr Abdul Chair Ramadhan, kerjasama kedua institusi itu hanya merupakan salah satu bagian dari kepentingan geostrategi Iran agar dapat diakui di Indonesia sebagai salah satu madzhab resmi dalam Islam.

“Melalui propaganda madzhab Ahul Bait yang sebenarnya menggabungkan dua aliran yakni aliran Jafari dan Itsna Asyariah sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 UUD Rep. Iran, Syiah Iran hendak melakukan ekspansi ideologi Imamah,” tegas Dr. Abdul Chair kepada hidayatullah.com, Jum’at (20/03/2015). [baca juga: Soal Kerjasama UIN Jakarta-Iran, Pakar: Iran Lakukan Proyek Syiahisasi dan Iranisasi di Indonesia]

Masih menurut Dr. Abdul Chair kerjasama itu juga sekaligus mempertegas dan memperkuat eksistensi Pojok-Pojok Iran (Iranian Corner,red) yang tersebar di berbagai kampus di Indoensia, salah satunya seperti di UIN dan Muhammadiyah.

“Syiah Iran telah berhasil menghimpun sekte-sekte Syiah yang terpecah dalam berbagai aliran, namun Syiah Iran belum mendapatkan pengakuan secara resmi dari mayoritas Ahlus Sunnah,” ujar Dr. Abdul Chair.

Untuk kepentingan itulah, dosen yang juga konsultan hokum ini mengatakan, Indonesia dipandang menjadi mitra strategis dalam membangun opini bahwa Syiah adalah bagian dalam Islam. Terlebih lagi kerjasama yang dilakukan dengan UIN Jakarta dimana banyak para elite Syiah Iran yang menempuh pendidikan S3 di universitas itu.

“Tentu hal tersebut memang sudah dipersiapkan dengan matang dan infiltrasi kedalam UIN Jakarta tidak dapat dipungkiri,” tegas Dr.Abdul Chair.

Melalui University and Research Institute for Quran and Hadith Iran (UAR), Dr. Abdul Chair menegaskan, seolah-olah Syiah Iran hendak menunjukkan bahwa Syiah yang ada di Iran sama-sama mengedepankan Al-Qur’an yang sama dan begitu pula degan pengkajian atas hadith, tidak ada dikotomi antara hadith Ahlus Sunnah dengn Syiah, padahal dalam implementasinya Syiah cenderung antagonistik dan banyak memutilasi ayat Al-Qur’an dan hadith Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallah yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallah, terutama sahabat yang agung.

“Jelasnya, kerjasama itu tidak lebih merupakan pengembangan ekspansi ideologi Imamah Syiah Iran di Indonesia yang dilakukan secara legal, dan sekaligus sebagai basis dukungan terhadap gerakan-gerakan anti Syiah,” tegas Dr. Abdul Chair.

Untuk kepentingan itulah, kata Dr. Abdul Chair, mereka (orang-orang Syiah) memanfaatkan jalur lembaga pendidikan dan dukungan para tokoh, cendekiawan termasuk pemerintah.

Sementara itu, pengembangan studi al-Qur’an dan Hadith dalam kaitannya dengan peningkatan intelektual mahasiswa serta dosen, termasuk pertukaran pelajar dan publikasi bersama, menurut Dr. Abdul Chair jelas akan memberikan keuntungan geopolitik bagi Syiah Iran dalam rangka mempertahankan ruang hidup ajaran Syiah, untuk kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan awam untuk mempelajari teologi Syiah.

“Kita ketahui bahwa Syiah masuk ke Indonesia melalui pendekatan teologi,” ujar Dr. Abdul Chair.

Namun, sambung Dr. Abdul Chair, tujuan akhirnya adalah mengembangkan ideologi Imamah Syiah Iran dalam rangka menunggu hadirnya Imam Mahdi versi Syiah. Selama masa ghaibnya Imam Mahdi, maka lanjutnya, semua penganut Syiah tunduk dan patuh kepada Rahbar pemimpin besar Syiah Iran yang sekarang dijabat oleh Ali Khamenei.*


Soal Kerjasama UIN Jakarta-Iran, Pakar: Iran Lakukan Proyek Syiahisasi dan Iranisasi di Indonesia

Syiah dan Iran ibarat dua sisi dari mata uang yang sama, sejarah Syiah dalam banyak kasus telah menimbulkan konflik dan bahkan mampu mengambil alih pemerintahan.

Hidayatullah.com- Anggota Komisi Hukum dan Per-Undang-Undangan MUI Pusat, DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM mengatakan dampak yang ditimbulkan dari kerjasama antara Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dengan University and Reserch Institut for Qur’an and Hadith Iran (UAR) adalah semakin banyaknya kaum muda Indonesia yang tidak mengerti apa dan bagaimana Syiah yang sebenarnya.

“Mereka akan terperangkap pada pemikiran ideologi-politik Syiah Iran,” kata DR. Abdul Chair kepada hidayatullah.com, Jum’at (20/03/2015).

Sebagaimana dikutip laman UIN Online, Rabu (18/03/2015), Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan University and Reserch Institut for Qur’an and Hadith Iran (UAR) sepakat menandatangani naskah kerjasama di gedung Rektorat UIN Jakarta.

Perlu dicatat, ujar DR. Abdul Chair, kelembagaan Pojok-Pojok Iran (Iranian Corner, red) di berbagai kampus di Indonesia, justru banyak memasarkan ‘Revolusi Imam Husein ra’ dan ‘Revolusi Khomeini’ yang dijadikan jargon perjuangan Islam.

Dengan hadirnya kelembagaan resmi Iran tersebut, kata Abdul Chair, akan semakin menumbuhkembangkan semangat kaum muda untuk mengikuti pemikiran ideologi-politik Syiah Iran.

“Semua itu diarahkan untuk membentuk pemikiran yang mengarah kepada konsep Wilayatul Faqih sebagai pemegang kekuasaan Islam sedunia (lihat: Pasal 5 UUD Republik Iran, red),” ungkap DR. Abdul Chair.

Kondisi yang demikian, menurut Abdul Chair tentu akan merugikan bahkan mengancam keberadaan dan keberlangsungan ideologi Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika karena ideologi Imamah Syiah Iran tidak dapat dipertemukan dengan ideologi manapun, termasuk Pancasila.

Selain itu, masih menurut Abdul Chair, ada kepentingan terselubung di balik kerjasama tersebut yaitu terkait dengan proyek Syiahisasi dan Iranisasi di Indonesia.

“Syiahisasi menunjuk terciptanya eksodus dari Ahlus sunnah menjadi Syiah, minimal menjadikan Syiah Relasional (kaum Ahlus Sunnah yang memberikan dukungan kepada Syiah dan Iran yang berdasarkan prinsip simbiosis mutualistic, red),” papar Abdul Chair.

Sedangkan ‘Iranisasi’, sambung Abdul Chair, menunjuk kepada terciptanya rasa, paham dan semangat Parsia yaitu suatu kondisi yang berbanding terbalik dengan nasionalisme Indonesia. Cara pandang (Wawasan Nusantara, red) akan bergeser ke Iran yang notabene adalah Parsia.

“Cara pandang ini akan melahirkan pemikiran dan sikap yang mendukung kebijakan politik dan hukum sang Rahbar,” pungkas Abdul Chair.

Karena itu menurut pria yang disertasinya membahas hubungan Syiah dan ketahanan nasional ini menuturkan pemerintah melalui kementerian terkait, seyogyanya harus mengawasi arus ekspansi ideologi imamah yang dilakukan Syiah Iran di Indonesia. [baca: Political Will Pemerintah Diperlukan Batasi Kerjasama Dengan Iran]

“Syiah dan Iran ibarat dua sisi dari mata uang yang sama, sejarah Syiah dalam banyak kasus telah menimbulkan konflik dan bahkan mampu mengambil alih pemerintahan, sebagaimana yang terjadi di Libanon dan Yaman,” ungkap DR. Abdul Chair kepada hidayatullah.com.*


MUI Jabar Desak MUI Pusat Tak Ragu Kelurkan Fatwa Kesesatan Syiah

Jika ada ketegasan pemerintah soal gerakan Syiah, potensi perpecahan dan konflik dapat dicegah sedini mungkin.

Hidayatullah.com—Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat tak menyalahkan ada anggapan gerakan Syiah menjadi ancaman bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal ini bisa mencontoh dari beberapa tragedi kemanusiaan yang berujung pada perebutan kekuasaa seperti yang terjadi Iraq, Suriah dan juga di Yaman. Sebab menurutnya, itu terjadi karena dalam ideologi Syiah ada faham Al Wilayah dan Imamah yang berpotensi mengambil alih kekuasaan yang sah.

Pernyataan ini disampaikan Sekum MUI Jabar, Drs.Rafani Achyar saat menerima puluhan orang yang mewakili Ormas Islam Jabar yang tergabung dalam gerakan Pembela Ahlus Sunnah (PAS) di kantornya, Kamis, (19/3/2015).

Lebih lanjut Rafani menjelaskan gerakan Syiah terhadap keutuhan NKRI ini semakin terasa dan mengemuka dengan berbagai bentuknya.

Ia menambahkan kejadian yang tengah berlangsung di jazirah Arab tersebut sedikit banyak akan menjadi inspirasi dalam memaikan gerakannya di Indonesia.

Mereka ingin menguasai negara dan mereka juga hendak mengimpor ke sini,” ungkapnya.

Untuk itu pihaknya sangat mendukung upaya ormas Islam khususnya yang tergabung dalam PAS yang ingin membendung gerakan Syiah di tanah air.

Dirinya pun menegaskan, gerakan syiah yang direkomendasi tahun 1984 agar diwaspadai kini mulai meresahkan umat,bangsa dan negara.

MUI sendiri menurutnya sebagai tanzih al harakah ( wadah koordinasi harakah) senatiasa terbuka dan siap bersama dalam membentengi akidah umat dari menyimpang ajaran maupun aliran sesat, termasuk Syiah.

Tidak salah analisis MUI dulu. Sekarang kejadian sehingga cocok untuk jadi fatwa (kesesatan Syiah, red). Kita awali dengan menerbitkan buku ini,” ungkapnya sambil menunjukan buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah” terbitan MUI Pusat.

Untuk itu pihaknya tengah menyiapkan langkah dan upaya dalam rangka menyadarkan pemerintah akan bahaya gerakan Syiah terhadap keutuhan NKRI. Ia meyakini jika ada ketegasan pemerintah soal gerakan Syiah ini potensi perpecahan tersebut dapat dicegah sedini mungkin.

Sementara itu Roinul Balad selaku Koordinator PAS menjelaskan bahwa sudah banyak bukti kesesatan Syiah khususnya gerakannya di wilayah Jabar dan sangat meresahkan. Ia mencontohkan beberapa daerah yang sinyalir menjadi “kawasan” Syiah dimana ada sekolah atau yayasan yang alifiasi ke ormas Syiah (Ijabi atau ABI) mengaku resah.

Biasanya keresahan meningkat saat jelang ada acara-acara ritual Syiah. Mereka tidak mau dianggap sebagai pendukung namun melapor juga tidak ada keberanian,” jelasnya.

Roin juga mengaku banyak mendapat laporan gerakan Syiah suka mengadu domba sesame umat Islam dengan melemparkan isu wahabi dan salafi ditengah jamaah Ahlus Sunnah. Selain itu, sambungnya, kelompok Syiah juga suka menyebarkan isu bahwa orang atau kelompok yang anti perbedaan, kerap menolak pendirian tempat ibadat dan sebagainya sebagai kelompok anti NKRI dengan alas an tidak menghargai perbedaan dan mengesampingkan sikap toleransi.

Karenanya,kami berharapkan MUI pusat jangan ragu untuk segera mengeluarkan fatwa Syiah sesat. PAS sendiri yang merupakan Gabungan 39 Ormas Islam Jabar menyatakan dukungannya kepada MUI Jabar dalam membentengi akidah umat, khususnya dari pengaruh akidah sesat khususnya Syiah,” ungkasnya.*


[tuning]


“Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.”
(HR Muslim 4773)


Wallahu'alamu...
...astaghfirullah ..astaghfirullah ..astaghfirullah!

“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".” (QS Al-Kahfi 29)
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS Al-’Ankabut 69)