Diam dan Berfikir!

ADA lima jenis berpikir. Pertama, berpikir mengenai kembali kepada-Nya dan mengenai nikmat-Nya. Manusia harus memikirkan hal yang sangat krusial; adakah saat ini ia berada dalam ketaatan, lalu mengerjakannya, atau berkubang dalam kemaksiatan, untuk kemudian keluar darinya.

Kedua, berpikir mengenai keseimbangan antara berbagai amal perbuatan; menimbang segala sesuatu untuk mengerjakan yang lebih utama. Ketiga, berpikir mengenai egoisme. Egoisme hanya milik Allah dalam segala urusan. Keempat, berpikir mengenai keagungan-Nya.
Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimanakah ia diciptakan.” (Al-Ghasyiah: 17)
Mengapa manusia tidak memperhatikan Allah Yang Mahaagung dengan memperhatikan ciptaan-Nya yang sempurna? Dia menciptakan segala sesuatu dengan elegan dan tepat guna ditinjau dari segala segi.

Dia adalah Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. Dia telah menentukan kadar yang tepat untuk semua makhluk-Nya. Jadi, adalah hal yang lumrah jika Dia mengharuskan makhluk memuji-Nya atas nikmat yang telah Dia anugerahkan.

Kelima, berpikir mengenai kematian, kebangkitan, pertanyaan-pertanyaan yang nanti akan diajukan Allah, guncangan dan berbagai kesibukan di akhirat, serta mengenai surga dan neraka.
Berpikir sejenak lebih baik daripada ibadah setahun.” (HR Al-Qurthubi)
Berpikir dalam hadist di atas ialah berpikir mengenai perpindahan dari maksiat menuju taat, berpikir yang dapat menumbuhkan pengetahuan tentang yang wajib dan yang sunah, atau berpikir mengenai sesuatu yang dapat menghasilkan sikap mengagungkan dan mencintai Allah.

Semua jenis berpikir tersebut akan menggiring seseorang pada instrumen yang positif. Itulah yang dimaksud dengan ibadah yang lebih utama. Sebuah pemikiran yang akan membuat seseorang mendapatkan anugerah dari Allah; baik dalam bentuk mengetahui hikmah yang tersembunyi, atau mendapat nikmat yang membuatnya tenteram.

PALING tidak, ada enam manfaat yang dihasilkan sikap diam sedikit bicara:
  1. Merasakan indahnya diam sedikit bicara.
  2. Meningkatkan wibawa.
  3. Menghilangkan kata-kata jelek.
  4. Merasakan nikmatnya membicarakan nikmat-nikmat Allah.
  5. Meniatkan yang baik-baik.
  6. Meminimalisir kesalahan dan ketergesa-gesaan. Orang yang diam sedikit bicara cenderung mampu mengendalikan pembicaraan. Ia hanya akan membicarakan hal-hal yang benar, dan tidak membicarakan hal-hal yang salah.
Berbagai noda di hati orang yang diam sedikit bicara akan sirna, sehingga ia akan merasa tenteram. Tidak hanya pembicaraannya yang akan didengar, atau perintahnya akan diikuti, lebih dari itu ia akan dihormati orang yang cerdas, dan disegani orang yang bodoh. Orang cerdas akan menerima pembicaraannya, dan orang bodoh akan menghormatinya saat bicara.

Apa aktivitas hati saat diam?

Dalam masalah ini, manusia tergantung pada kedudukan mereka masing-masing; orang alim, pelajar, dan pemikir. Orang alim, hatinya harus selalu mengagungkan Allah, cinta dan takut kepada-Nya. Pelajar, hatinya harus berserah diri, konsisten meraih faedah, serta berusaha untuk selalu menambah ilmu. Sedangkan pemikir harus menyuburkan rasa takut, membangkitkan semangat untuk melakukan amal saleh, dan bangkit dari kelalaian lalu bertafakur dalam mengerjakan amal saleh tersebut. Ia juga harus merasa takut terjerembab ke dalam lembah kelalaian serta selalu mengingat tempat kembali.

Pintu awal ibadah adalah tafakur serta meninggalkan perbuatan maksiat. Selain dapat menyingkap rahasia akhirat, tafakur juga bisa mendatangkan pertolongan Tuhan. Sebab, tafakur merupakan aktivitas kalbu yang paling dahsyat dan paling mampu menjauhkan seseorang dari murka-Nya.

Selain menunjang kesempurnaan ibadah batin, tafakur juga bisa membuat seseorang mampu menguasai anggota lahiriah badan, menjinakkan nafsu, serta membantu dalam usaha menggapai kesempurnaan.

Tafakur merupakan kunci kebijaksanaan yang akan mengantarkan seseorang pada predikat baik, derajat tinggi, serta membuat orang lain merasa tenteram dengan berbagai rahasia yang ia ungkap.

Jika tafakur telah sempurna, seseorang akan mampu mereguk kebijaksanaan yang halus, jauh dari berbagai tuduhan, tidak lalai, dan hatinya selalu beribadah. Tafakur akan mengubah ibadah menjadi pertolongan. Orang bijak berkata:
Dekatilah orang yang diam sedikit bicara, karena ia hanya mengucapkan kata-kata bijak.”
Allah akan membuka pintu-pintu kebaikan dan kebajikan –baik yang terbuka ataupun yang tersembunyi– bagi orang bijak yang suka bertafakur, diam sedikit bicara, dan wara. Seluruh rongga dadanya akan dipenuhi dengan ruh ibadah. Tipu daya nafsu, beban kehidupan, serta kekhawatiran terhadap musuh akan sirna. Hidup akan terasa ringan dan mudah baginya.*

Dari buku Hidup Tanpa Derita karya Abu Abdillah Al-Muhasibi.


Bagaikan Sebuah Cermin

"Teman, sahabat atau saudara sesama muslim yang baik laksana cermin..."



https://www.youtube.com/watch?v=tC2fgAVM2SM


Alasan Ilmiah di Balik Larangan Khalwat Pria dan Wanita

Perintah untuk tidak ber-khalwat (berdua-duaan) antara seorang pria dan wanita yang bukan mahram selama ini dipatuhi seorang mukmin sebagai ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Tapi, jarang dari kita yang mengetahui alasan ilmiah di balik perintah itu.

Kenapa hal tersebut dilarang dan dianggap berbahaya oleh syariat Islam? Bagian tubuh kita yang mana yang ternyata berpengaruh terhadap kondisi khalwat itu?

Baru-baru ini, sebuah penelitian membuktikan bahaya berkhalwat tersebut.

Para peneliti di Universitas Valencia menegaskan bahwa seorang yang berkhalwat dengan wanita menjadi daya tarik yang akan menyebabkan kenaikan sekresi hormon kortisol. Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terjadinya stres dalam tubuh. Meskipun subjek penelitian mencoba untuk melakukan penelitian atau hanya berpikir tentang wanita yang sendirian denganya hanya dalam sebuah simulasi penelitian. Namun hal tersebut tidak mampu mencegah tubuh dari sekresi hormon tersebut.

Cukuplah anda duduk selama lima menit dengan seorang wanita. Anda akan memiliki proporsi tinggi dalam peningkatan hormon tersebut,” inilah temuan studi ilmiah baru-baru ini yang dimuat pada Daily Telegraph!

Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh tetapi dengan syarat mampu meningkatkan proporsi yang rendah, namun jika meningkat hormon dalam tubuh dan berulang terus proses tersebut, maka yang demikian dapat menyebabkan penyakit serius seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dan berakibat pada diabetes dan penyakit lainnya yang mungkin meningkatkan nafsu seksual.

Bentuk yang menyerupai alat proses hormon penelitian tersebut berkata bahwa stres yang tinggi hanya terjadi ketika seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita asing (bukan mahram), dan stres tersebut akan terus meningkat pada saat wanitanya memiliki daya tarik lebih besar! Tentu saja, ketika seorang pria bersama dengan wanita yang merupakan saudaranya sendiri atau saudara dekat atau ibunya sendiri tidak akan terjadi efek dari hormon kortisol. Seperti halnya ketika pria duduk dengan seorang pria aneh, hormon ini tidak naik. Hanya ketika sendirian dengan seorang pria dan seorang wanita yang aneh!

Para peneliti mengatakan bahwa pria ketika ada perempuan asing disisinya, dirinya dapat membayangkan bagaimana membangun hubungan dengannya (jika tidak emosional), dan dalam penelitian lain, para ilmuwan menekankan bahwa situasi ini (untuk melihat wanita dan berpikir tentang mereka) jika diulang, mereka memimpin dari waktu ke waktu untuk penyakit kronis dan masalah psikologis seperti depresi.

Nabi s.a.w. mengharaman khalwat

Kita semua tahu hadits yang terkenal yang mengatakan: “Tidaknya ada orang yang seorang laki-laki berkhlawat dengan wanita kecuali setan adalah yang ketiga", hadits ini menegaskan diharamkannya berkhalwat bagi seorang pria dengan wanita asing atau bukan mahramnyaI . karena itu Nabi s.a.w. melalui syariat ini menginginkan kita menghindari banyak penyakit sosial dan fisik.

Ketika seorang beriman mampu menghindari diri dari melihat wanita (yang bukan mahram) dan menghindari diri dari berkhalwat dengan mereka, maka ia mampu mencegah penyebaran amoralitas dan dengan demikian melindungi masyarakat dari penyakit epidemi dan masalah sosial, dan mencegah individu dari berbagai penyakit …

Kami sampaikan kepada mereka yang tidak puas dengan agama kami yang hanif: Bukankah Islam sebagai agama layak dihormati dan diikuti? mnh/alkaheel


[tuning]


“Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.”
(HR Muslim 4773)


Wallahu'alamu...
...astaghfirullah ..astaghfirullah ..astaghfirullah!

“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".” (QS Al-Kahfi 29)
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS Al-’Ankabut 69)