Makan dan Minum?

ADAB-ADAB MAKAN SEORANG MUSLIM

1. Memulai makan dengan mengucapkan Bismillah.
Apabila salah seorang diantara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: ‘Bismilah’. Dan jika ia lupa untuk mengucapkan Bismillah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan ‘Bismillahi Awwalahu wa Aakhirahu (dengan menyebut nama Allah di awal dan diakhirnya)’” (HR Daud dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Ibnu Majah: 3264)
2. Hendaknya mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah.
“Barangsiapa telah selesai makan hendaknya dia berdo’a: 'Alhamdulillaahilladzi ath’amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin'. Niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Daud, Hadits Hasan)
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وََرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حوْلٍ مِنِّي وَ لاَ قُوَّةٍ
Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku.
Atau bisa pula dengan doa berikut,

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَنْدًا كثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيهِ غَيْرَ (مَكْفِيٍّ وَ لاَ) مُوَدَّعٍ وَ لاَ مُسْتَغْنَيً عَنْهُ رَبَّناَ
Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidaklah dibutuhkan oleh Rabb kita.” (HR Bukhari VI/214 dan Tirmidzi dengan lafalnya V/507)
3. Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan.
Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan menggunakan tiga jari.” (HR Muslim & Abu Daud)
4. Hendaknya menjilati jari jemarinya setelah selesai makan, sebelum mencuci tangan.
Apabila salah seorang diantara kalian telah selesai makan maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta dijilati (oleh Isterinya, anaknya).” (HR Bukhari & Muslim)
5. Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya.
Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang diantara kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan jangan meninggalkannya untuk syaitan.” (HR Muslim & Abu Daud)
6. Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin, hal ini berlaku pula pada minuman. Apabila hendak bernafas maka lakukanlah di luar gelas, dan ketika minum hendaknya menjadikan tiga kali tegukan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR At Tirmidzi)
7. Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.
Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR Ahad, Ibnu Majah)
8. Makan memulai dengan yang letaknya terdekat kecuali bila macamnya berbeda maka boleh mengambil yang jauh.
Wahai anak muda, sebutkanlah Nama Allah (Bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu!” (HR Bukhari & Muslim)
9. Hendaknya memulai makan dan minuman dalam suatu jamuan makan dengan mendahulukan (mempersilakan mengambil makanan terlebih dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki derajat keutamaan.

10. Ketika makan hendaknya tidak melihat teman yang lain agar tidak terkesan mengawasi.

11. Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia dianggap menjijikkan.

12. Jika makan bersama orang miskin, maka hendaklah kita mendahulukan mereka.

============================================
Disadur dari: Adab-adab Harian Seorang Muslim, Ibnu Katsir
Disusun ulang oleh: Ummu Aufa | www.muslimah.or.id
Muroja’ah: Subhan Khadafi, Lc.
============================================



CURAT-CORET

Banyaknya minum harus sebanding dengan jumlah makanan yang dimakan...
Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR Ahad, Ibnu Majah)

Kotretan...
  • Banyak berpuasa, "tidak makan dan tidak minum"; ...sehat!
  • Jika "sedikit" makan maka usahakan untuk "sedikit" minum; ...bener nggak ya?
  • Jika "banyak" makan maka harus "banyak" minum; ...dan tetap menyisakan minimal 1/3 ruang di lambung untuk udara (bernafas)!
  • "Kebanyakan" makan dan minum, maka lambung yang seharusnya tersisa ruang minimal 1/3 untuk udara akan terisi penuh oleh makanan. Kondisi ini tidak baik untuk kesehatan karena akan mengurangi fleksibilitas lambung dan mempengaruhi kerja organ-organ tubuh di sekitar lambung seperti jantung dan paru-paru serta kondisi ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman, ngantuk dan "rasa malas".
Banyak minum?
Dari sedikit kotretan di atas "bisa" diambil kesimpulan, bahwa kebutuhan minum berbeda-beda tergantung jumlah asupan makanan yang dikonsumsi (+gaya hidup/aktivitas). Yang terpenting, semakin banyak makanan yang dimakan maka semakin banyak pula air (minuman) yang harus diminum. (Bener nggak sih? :))

Maka wajarlah orang-orang yang dengan gaya hidup dan kesehariannya "banyak" makan dan sedikit gerak, kalau ingin tetap sehat dianjurkan untuk banyak minum. Katanya sih untuk orang-orang seperti ini dalam sehari minimal harus minum sekitar 2,5 liter air.

Ngawur!?
"Orang yang sering (banyak) makan babi maka orang tersebut akan seperti babi!?"
badannya... tingkah lakunya...


No comments:

Post a Comment

[tuning]


“Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.”
(HR Muslim 4773)


Wallahu'alamu...
...astaghfirullah ..astaghfirullah ..astaghfirullah!

“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".” (QS Al-Kahfi 29)
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS Al-’Ankabut 69)