Hikmah disyari’atkannya Jilbab bagi perempuan dan para isteri…

Kotretan...

Karena perempuan itu begitu indah dan begitu berharga…
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka" Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q33.59)
Ada dua hikmah utama disyari’atkanya jilbab bagi perempuan dan para isteri seperti yang tertera dalam ayat di atas. Pertama, faktor keimanan. Dari sini kita lebih mudah mengenali perempuan mana yang beriman dan perempuan mana yang tidak (belum) beriman. Kedua, supaya mereka tidak diganggu. Kata diganggu disini bisa berarti “dipuja”, dicemooh, atau yang lebih dari itu. Dan sudah menjadi sunatullah bahwa kaum pria mempunyai “kecenderungan” terhadap lawan jenisnya walaupun tingkat kecenderungannya berbeda-beda.

Syari’at Allah ta’ala telah melindungi kaum hawa atas “gangguan” kaum adam terhadapnya. Dan yang terpenting penggunaan jilbab adalah “tanda” akan keimanan dan kepatuhan seorang hamba (perempuan) terhadap Rabb-nya.

Selain karena faktor keimanan, dalam uraian ini saya mencoba memahami letak keadilan Sang Pencipta dalam disyari’atkannya memakai “jilbab” bagi para perempuan dan isteri yang beriman. Adapaun bagi mereka yang tidak (belum) beriman, kita sudah tahu sendiri apa yang mereka perbuat terhadap apa-apa yang telah dianugerahkan, dilebihkan dan diistimewakan Allah ta’ala kepada mereka…

Supaya mereka tidak “diganggu”…

Dalam curat-coret kali ini, saya akan “memposisikan” diri sebagai seorang pria yang mempunyai sifat “tidak baik” atau bisa dikatakan seorang pria “hidxng belxng”.  Dan beginilah kira-kira “kalimat” yang ada di benak pria seperti saya…



Gambar-gambar di atas hanyalah ilustrasi “dari ujung ke ujung”. Mohon ma’af, dan saya mendo’akan semoga siapa saja yang ada di dalam gambar di atas diberikan kemulian, kebaikan dan keberkahan hidup oleh Allah ta’ala… amiin!

Dalam kasus ini syari’at memfasilitasi dan melindungi kaum hawa dari kemungkinan-kemungkinan yang “tidak diinginkan” atau “tidak dibenarkan”.
Karena mereka itu begitu indah dan begitu berharga… dan hanya para mahramnya-lah yang berhak untuk tahu “segalanya”
Inilah keadilan -jalan tengah dari kondisi “ujung ke ujung”- yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Sehingga tidak ada yang cantik dan jelek di hadapan orang lain, serta tidak ada yang seksi dan tidak seksi di hadapan orang lain. Yang tahu hanyalah para mahram bagi makhluk-makhluk yang indah dan berharga ini… subhanallah.

Dan kalaupun kita berada di situasi yang tidak ideal seperti yang disyari’atkan, Allah ta’ala telah memberikan jalan keluar bagi hamba-hambanya yang mau beriman, dan ini pun baik baginya yaitu… menahan pandangan! Dengan bahasa umumnya adalah menjaga mata, karena insyaAllah dengan “menjaga mata”, hati kita juga ikut terjaga, dan kalau hati kita terjaga maka kebaikan-kebaikan lainnya sudah pasti akan ada di sana.
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya... (Q24.30-31)
http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu
http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=1
http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=2
http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=3


Wallahu ‘alamu

Satu pertanyaan:  Apakah Anda (saya) termasuk orang-orang yang beriman?
Baca juga: Mengapa Allah ta’ala melarang ghibah | Karena kita tidak sendirian | Terus memberi nasihat!


No comments:

Post a Comment

[tuning]


“Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.”
(HR Muslim 4773)


Wallahu'alamu...
...astaghfirullah ..astaghfirullah ..astaghfirullah!

“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".” (QS Al-Kahfi 29)
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS Al-’Ankabut 69)