Hikmah Agung dibalik Kecanggihan Teknologi

(Real Time Strategy Games)

Saya seorang mechanic pesawat tidak bisa membayangkan bagaimana Processor komputer yang hanya seukuran uang logam bisa bekerja begitu cepat dan hebat, apalagi cara membuatnya!

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana system Software Games komputer bisa bekerja dan ter-skenario dengan baik sehingga games tersebut bisa terlihat real, apalagi cara membuatnya!

Semuanya ghaib bagi saya dan akal saya belum /tidak sampai ke arah situ, tapi bagi sang ahli pembuat processor hal tersebut adalah mudah, begitu juga bagi sang ahli software games itu semuanya gampang dan bisa diatur…

Sekarang kita bayangkan seseorang yang sedang menggunakan microscope dan telescope. Dia bisa melihat (zoom) sesuatu yang sangat kecil dan melihat (zoom) sesuatu yang sangat jauh dimana sesuatu tersebut tidak bisa dijangkau oleh mata telanjang dia.

Dst… dst…ya… pokona kitu lah!

Dari uraian singkat di atas ada hikmah yang begitu agung yang bisa kita ambil, bahwa segala sesuatu pasti sangat mudah bagi Allah swt, mudah bagi Allah menciptakan kehidupan di bumi laksana strategy games komputer yang super hebat lengkap dengan super skenario dan manualnya yang semuanya berbasis waktu & ruang…

Mudah bagi Allah menciptakan seekor lalat yang kecil tapi luar biasa cekatan…
Mudah bagi Allah menciptakan Manusia lengkap dengan kesempurnaannya plus software rasa, akal serta karakternya masing-masing…
Mudah bagi Allah menciptakan Jin, makhluk ghaib yang mereka bisa melihat manusia tapi manusia tidak bisa melihat mereka…
Mudah bagi Allah menciptakan Malaikat yang juga tidak terlihat oleh manusia lengkap dengan tugasnya masing-masing…
Mudah bagi Allah menciptakan karakter syetan dari jenis Jin dan Manusia yang menjadi pengikut-pengikut Iblis yang terlaknat…
Mudah bagi Allah membolak balik hati manusia…
Mudah bagi Allah swt untuk menjadikan semua manusia untuk patuh kepada-Nya sebagaimana malaikat, seperti yang tersirat dalam Quran "…Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja)…” Q5.48, tapi bukan itu yang Allah swt kehendaki…

Allah swt Maha Berkehendak…
Allah swt Maha Sempurna…

Semuanya mudah bagi Dia yang Maha Pencipta dan Maha Berkehendak…
Kun fayakun!” jika Dia berkehendak maka jadilah segala sesuatu yang Dia kehendaki.


Beberapa kesimpulan…

  • Tidak ada alasan kita untuk berlaku sombong dengan segala sesuatu yang kita miliki.
  • Sebagian ayat dan sifat Sang Pencipta ada pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya.
Satu pertanyaan…

Wallahu ‘alam.


Ref…
• Q2.30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah (pengganti/pemimpin) di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." …Must Read: Jeffrey Lang Berkisah tentang Adam dan Hawa!
• Q51.56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi /beribadah kepada-Ku.
• Q57.20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan & suatu yang melalaikan, perhiasan & bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta & anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering & kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras & ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
• Q6.32 Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Kecepatan (time base /basis waktu) dalam Quran…
• Q32.5.
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
• Q22.47.
… Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
• Q70.4.
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.
• Q10.5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya & ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun & perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
• Q6.62. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah,
Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dia-lah Pembuat Perhitungan yang paling cepat.


Zuhud, Wara, Tawadhu & Qana'ah

ZUHUD

Makna & hakikat zuhud banyak diungkap Al-Qur’an, Al Hadits, & ucapan para ulama. Misalnya surat Al-Hadiid ayat 20-23 berikut ini.
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan & suatu yang melalaikan, perhiasan & bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta & anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering & kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras & ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu & surga yang luasnya seluas langit & bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah & Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi & (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, & supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."
Ayat di atas tidak menyebutkan kata zuhud, tetapi mengungkapkan tentang makna & hakikat zuhud. Ayat ini menerangkan tentang hakikat dunia yang sementara & hakikat akhirat yang kekal. Kemudian menganjurkan orang-orang beriman untuk berlomba meraih ampunan dari Allah & surga-Nya di akhirat.

Imam Ahmad menafsirkan tentang sifat zuhud yaitu tidak panjang angan-angan (impian/target) dalam kehidupan dunia. Beliau melanjutkan, orang yang zuhud ialah orang yang bila dia berada di pagi hari dia berkata "Aku khawatir tidak bisa menjumpai waktu sore hari". Maka dia segera memanfaatkan waktunya untuk beramal & beribadah sebaik-baiknya.

Ibnu Taimiyah mengatakan -sebagaimana dinukil oleh muridnya, Ibnu al-Qayyim- bahwa zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat demi kehidupan akhirat.

Selanjutnya tentang keutamaan, tanda & tingkatan Zuhud, silahkan klik di sini..!


WARA’

Wara’ mengandung pengertian menjaga diri atau sikap hati-hati dari hal yang syubhat & meninggalkan yang haram. Lawan dari wara' adalah syubhat yang berarti tidak jelas apakah hal tsb halal atau haram.
"Sesungguhnya yang halal itu jelas & yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada yang syubhat, manusia tidak banyak mengetahui. Siapa yang menjaga dari syubhat, maka selamatlah agama & kehormatannya. Dan siapa yang jatuh pada syubhat, maka jatuh pada yang haram" (HR Bukhari & Muslim) 
Contoh: Seseorang meninggalkan kebiasaan mendengarkan & memainkan musik karena dia tahu bahwa bermusik atau mendengarkan musik itu ada yang mengatakan halal & ada yang mengatakan haram.

Selanjutnya tentang artikel terkait, silahkan klik di sini… 


TAWADHU

Tawadhu’ adalah lawan kata dari takabbur (sombong). Ia berasal dari lafadz Adl-Dla’ah yang berarti kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih rendah, atau rendah hati terhadap sesama/orang yang beriman, atau mau menerima kebenaran apapun bentuknya dan dari siapa pun asalnya.

Seseorang belum dikatakan tawadhu’ kecuali jika telah melenyapkan kesombongan yang ada dalam dirinya. Semakin kecil sifat kesombongan dalam diri seseorang, semakin sempurnalah ketawadhu’annya dan begitu juga sebaliknya. Ahmad Al Anthaki berkata: “Tawadhu’ yang paling bermanfaat adalah yang dapat mengikis kesombongan dari dirimu dan yang dapat memadamkan api (menahan) amarahmu”. Yang dimaksud amarah di situ adalah amarah karena ke-pentingan pribadi yang merasa berhak mendapatkan lebih dari apa yang semestinya diperoleh, sehingga membuatnya tertipu & membanggakan diri (Kitab Ihya ‘Ulumuddin, Al Ghazali).

Memandang orang lain dengan mata tawadhu...

Imam Al Ghazali rahimahullah memberi nasihat agar kita jangan sampai melihat diri kita lebih baik. Karena kebaikan yang hakiki adalah dari penilaian Allah di akhirat kelak dan itu masalah ghaib. Hal itu juga tergantung dengan keadaan bagaimana keadaan kita waktu meninggal.
Sebab itu, Imam Al Ghazali pun menyampaikan agar kita memandang pihak lain dengan kacamata tawadhu’,”Jika engkau melihat anak kecil, katakanlah dalam hatimu, 'Ia belum pernah bermaksiat kepada Allah. Sedangkan aku telah bermaksiat. Tidak diragukan lagi bahwa ia lebih baik dariku.' Jika engkau melihat orang yang lebih tua katakanlah,’Orang ini telah beribadah sebelum aku melakukannya. Tidak diragukan lagi bahwa ia lebih baik dariku.’ Jika melihat orang alim (pandai), katakan,’Orang ini telah memperoleh apa yang belum aku peroleh. Maka, bagaimana aku setara dengannya.’Jika dia bodoh, katakan dalam hatimu,’Orang ini bermaksiat dalam kebodohan, sedangkan aku bermaksiat dalam keadaan tahu. Maka, hujjah Allah terhadap diriku lebih kuat, dan aku tidak tahu bagaimana akhir hidupnya dan akhir hidupku.’ Jika orang itu kafir, katakan,’Aku tidak tahu, bisa saja dia menjadi Muslim dan akhir hidupnya ditututup dengan amalan yang baik dan dengan keislamannya dosanya diampuni. Sedangkan aku, dan aku berlindung kepada Allah dari hal ini, bisa saja Allah menyesatkanku, hingga aku kufur dan menutup usia dengan amalan keburukan. Sehingga ia kelak termasuk mereka yang dekat dengan rahmat sedangkan aku jauh darinya.’” 
(Maraqi Al Ubudiyah, hal.79)/Hidayatullah.com

Contoh lain tawadhu (terhadap sesama):
  • Rela tidak duduk di kursi kehormatan
  • Memulai mengucapkan /menyebarkan salam kepada orang yang dijumpainya
  • Tidak suka pujian dan tidak riya dengan kebaikannya
  • Anda keluar rumah & bertemu dengan saudaranya sesama muslim... menganggap saudaranya itu "lebih baik" dari Anda
  • Berpakaian sederhana
  • Memenuhi undangan tanpa melihat siapa yang mengundangnya. dll.
Selanjutnya tentang cara mengukur & cara memperoleh ke-tawadu-an, silahkan klik di sini…


QANA’AH

Qanaah mengandung pengertian merasa cukup/puas dengan yang ada dan cukup atas pemberian rizki atau nikmat dari Allah swt. Lawan dari qanaah adalah tamak.

Hendaknya para penuntut ilmu selalu menghiasi diri dengan sikap qana’ah (menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah Ta’ala) dan zuhud. Para Ulama mengatakan zuhud itu derajatnya lebih tinggi di bandingkan wara’ karena pengertian wara’ adalah meninggalkan apa saja yang bisa membahayakan bagi kehidupan seseorang, sedangkan zuhud adalah meninggalkan apa saja yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhiratnya. Jika ada sesuatu yang tidak membahayakan sekaligus tidak ada manfaatnya maka orang yang sekedar wara’ tidak akan menghindarinya, namun orang yang zuhud akan menjauhinya karena dia tidak akan berbuat kecuali yang membawa manfaat bagi kehidupan akhiratnya.

Dalam memenuhi urusan dunia baik berupa kebutuhan primer atau sekunder, gunakan skala prioritas, azas manfaat, lihat ke bawah & qana'ah.

Contoh sederhana:
  • Ada ungkapan "Makanlah untuk hidup, bukan hidup untuk makan", maksudnya adalah makanlah sesuatu yang baik & halal karena kita membutuhkannya & bukan sekedar kita menyukainya. Juga, makan bisa bernilai ibadah jika kita memakan makanan yang baik & tidak berlebihan dengan niat supaya kita tetap sehat dan kuat sehingga bisa beraktivitas, berfikir dan beribadah kepada-Nya.
  • Janganlah membeli kursi yang mewah kalau kursi kayu biasa sudah mencukupi.
  • Dalam hal rumah/tempat tinggal gunakan azas manfaat daripada seni, sehingga kita tidak menghambur-hamburkan uang dengan membeli kursi berukiran nan mewah, memasang dinding marmer, lukisan kuda ataupun guci. Sedangkan disamping kita masih banyak orang yang hidup di gubuk & beratap seng.
  • Buat apa membeli kendaraan bersilinder (cylinder) 3000cc kalau dengan kendaraan 1500cc sudah mencukupi.
  • ...
  • Manfa'atkan, nikmati & syukuri yang ada..!


Wasiat Rasulullah s.a.w. kepada Mu'az bin Jabal.... 

Mu’az bin Jabal r.a. menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah s.a.w. memegang tangannya seraya mengucapkan, “Hai Mu’az, demi Allah sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu.” Lalu Beliau s.a.w. bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu hai Mu’az, jangan kamu tinggalkan bacaan setiap kali di akhir shalat hendaknya kamu berdo'a, ‘Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah dengan baik kepadaMu).” (HR Abu Daud)


Wallahu ‘alamu.

Baca juga (harus baca!):
Dalil-dalil Kehidupan Dunia...


[tuning]


“Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.”
(HR Muslim 4773)


Wallahu'alamu...
...astaghfirullah ..astaghfirullah ..astaghfirullah!

“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".” (QS Al-Kahfi 29)
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS Al-’Ankabut 69)